Cara Cek Jurnal Terindeks Scopus

oleh -1571 Dilihat

Untuk mengetahui kualitas dan relevansi sebuah jurnal ilmiah, salah satu cara yang efektif adalah dengan memeriksa apakah jurnal tersebut terindeks di Scopus. Anda dapat melakukan pengecekan jurnal di Scopus dengan mudah menggunakan beberapa langkah sederhana. Dalam artikel ini, kami akan membahas secara detail Cara Cek Jurnal Terindeks Scopus dan mengapa hal ini penting bagi para peneliti, akademisi, dan praktisi yang ingin memastikan kredibilitas jurnal tempat mereka mempublikasikan karya ilmiah. Dengan mengetahui cara cek jurnal Scopus, Anda akan lebih mudah menilai apakah sebuah jurnal memenuhi standar internasional atau tidak.

APA ITU SCOPUS?

Scopus adalah database atau indeks literatur ilmiah yang mencakup berbagai disiplin ilmu, menyediakan akses ke jurnal, konferensi, dan buku akademik terkemuka. Salah satu fitur utama dari Scopus adalah indeksasi jurnal, yang memastikan hanya jurnal berkualitas tinggi yang terdaftar, memberi kemudahan bagi pengguna untuk menemukan sumber terpercaya. Selain itu, Scopus menyediakan fitur analisis kutipan yang membantu peneliti melacak sejauh mana artikel atau jurnal memperoleh kutipan dari publikasi lain. Peneliti juga dapat menghitung H-index untuk menunjukkan produktivitas dan dampak ilmiah mereka. Dengan fitur tersebut, Scopus berperan sebagai alat penting dalam mengukur pengaruh penelitian, menemukan literatur yang terpercaya, dan menilai kualitas karya ilmiah di dunia akademis.

 CEK JURNAL SCOPUS

Untuk mengecek apakah sebuah jurnal terindeks di Scopus, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut di situs resmi Scopus (https://www.scopus.com/home.uri):

  1. Buka situs Scopus melalui tautan ini.

  2. Jika Anda memiliki akun Scopus, login terlebih dahulu. Jika tidak, Anda tetap dapat mencari jurnal tanpa perlu login.

  3. Ketikkan nama jurnal yang ingin Anda cek di kolom pencarian yang terletak di bagian atas halaman utama. Misalnya, ketikkan nama “Journal of Engineering”.

  4. Setelah mengetik nama jurnal, tekan tombol Enter. Scopus akan menampilkan hasil pencarian jurnal yang relevan. Anda dapat menggunakan filter pencarian untuk mempersempit hasil, seperti memilih kategori jurnal atau tahun publikasi.

  5. Pilih jurnal yang sesuai dengan nama yang dicari. Jika jurnal terindeks di Scopus, informasi terkait indeksasi dan metrik lainnya, seperti H-index atau jumlah kutipan, akan muncul.

  6. Di halaman jurnal yang dipilih, Anda akan menemukan status “Scopus Indexed” atau informasi terkait lainnya yang menunjukkan bahwa jurnal tersebut terindeks di Scopus.

CONTOH SCOPUS YANG SUDAH DISCONTINUE

Dalam dunia penelitian ilmiah, jurnal terindeks Scopus memainkan peran penting sebagai sumber informasi yang kredibel dan berkualitas tinggi. Banyak peneliti memilih jurnal-jurnal ini untuk mempublikasikan temuan mereka dan mencari referensi yang relevan sesuai bidang studi. Namun, tidak semua jurnal mampu bertahan lama di dalam indeks Scopus. Beberapa jurnal berhenti terbit atau mengalami status discontinue, meskipun sebelumnya masuk dalam basis data resmi. Artikel ini akan mengulas sejumlah contoh jurnal Scopus yang telah discontinue, membahas alasan di balik penghentian tersebut, serta menyoroti dampaknya terhadap komunitas akademik.


Jika Anda membutuhkan lanjutan artikel dengan gaya serupa (misalnya: daftar jurnal yang discontinue, solusi bagi peneliti, atau strategi publikasi alternatif), saya siap bantu lanjutkan.

Apa Itu Jurnal Scopus yang Discontinue?

Jurnal yang terindeks di Scopus harus memenuhi standar kualitas tertentu yang ditetapkan oleh database tersebut. Namun, meskipun jurnal ini awalnya memiliki reputasi dan kualitas yang tinggi, beberapa jurnal akhirnya menghentikan penerbitannya. Proses penghentian jurnal yang terdaftar di Scopus disebut discontinue. Penerbit bisa menghentikan terbitan jurnal karena berbagai faktor, seperti kurangnya minat pembaca, kesulitan finansial, perubahan kebijakan penerbit, atau masalah internal lainnya.

Jurnal yang discontinue masih dapat ditemukan dalam arsip Scopus, tetapi penerbit berhenti menerbitkan edisi terbaru dan tidak memperbarui indeksasi dengan artikel-artikel baru. Hal ini bisa menjadi masalah besar bagi peneliti yang mengandalkan jurnal tersebut sebagai sumber referensi utama.

Mengapa Jurnal Scopus Bisa Discontinue?

Beberapa alasan mengapa sebuah jurnal yang terindeks di Scopus bisa discontinue antara lain:

  1. Masalah Finansial: Penerbit jurnal menghadapi kesulitan finansial yang menghambat kemampuan mereka untuk melanjutkan penerbitan. Biaya operasional untuk menjalankan jurnal ilmiah, seperti biaya untuk peer-review, editing, dan distribusi, dapat sangat tinggi.

  2. Minimnya Minat atau Keterbacaan: Jurnal yang tidak lagi menarik bagi komunitas ilmiah atau yang tidak mendapatkan banyak kutipan mungkin dihentikan. Tanpa pembaca dan kutipan yang cukup, kelangsungan hidup sebuah jurnal bisa terancam.

  3. Perubahan Kebijakan Penerbit: Penerbit memutuskan untuk menghentikan jurnal sebagai bagian dari restrukturisasi atau perubahan strategi bisnis. Keputusan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk konsolidasi penerbit atau perubahan dalam prioritas penerbit.

  4. Kualitas Editorial yang Menurun: Jurnal yang tidak lagi mampu mempertahankan standar editorial yang tinggi, seperti proses peer-review yang buruk atau kurangnya kualitas dalam artikel yang diterbitkan, dapat kehilangan kepercayaan komunitas ilmiah dan akhirnya dihentikan.

  5. Kesulitan dalam Mengelola Proses Peer-Review: Peer-review yang efektif adalah salah satu aspek penting dalam menjaga kualitas jurnal ilmiah. Jika jurnal mengalami kesulitan dalam menemukan reviewer yang berkualitas atau dalam mengelola proses ini, hal itu dapat mengarah pada penghentian penerbitan.

Dampak dari Jurnal yang Discontinue

Peneliti yang telah mengutip atau mengandalkan jurnal discontinue dapat mengalami dampak yang cukup besar. Mereka mungkin kehilangan sumber referensi yang sebelumnya memiliki reputasi kredibel. Artikel-artikel dalam jurnal yang telah berhenti terbit biasanya mengalami penurunan visibilitas atau pengaruh karena jurnal tersebut tidak lagi menerbitkan konten baru.

Penulis yang pernah mempublikasikan karya di jurnal tersebut juga bisa menghadapi penurunan citra terhadap publikasi mereka. Dalam dunia akademis, banyak pihak menilai kualitas jurnal sebagai indikator utama dalam mengevaluasi karya ilmiah. Ketika jurnal berhenti terbit, hal ini dapat mengganggu proses indeksasi artikel di Scopus, meskipun sistem tetap mencatat artikel-artikel lama dalam arsip.

Apa yang Harus Dilakukan Peneliti yang Mengandalkan Jurnal Discontinue?

Jika Anda adalah peneliti yang telah mengandalkan jurnal yang kini sudah discontinue, beberapa langkah yang bisa Anda ambil antara lain:

  1. Cari Sumber Alternatif: Anda bisa mencari jurnal lain yang masih aktif dan terindeks di Scopus dengan topik yang sama atau serupa. Menggunakan alat pencarian di Scopus atau database lainnya dapat membantu Anda menemukan jurnal yang relevan.

  2. Berikut versi revisi tanpa kalimat pasif:

    Evaluasi Publikasi Anda: Jika Anda pernah mempublikasikan artikel di jurnal yang kini berhenti terbit, lakukan evaluasi terhadap dampak kutipan dan pengaruh artikel tersebut. Artikel Anda tetap muncul dalam database dan masih berpotensi memberikan pengaruh jangka panjang.

    Perbarui Referensi Anda: Saat menulis karya ilmiah baru, gunakan referensi dari jurnal yang kredibel dan masih aktif. Gantilah jurnal discontinue dengan sumber yang lebih relevan agar kualitas dan keandalan karya ilmiah Anda tetap terjaga.

ASISTENSI PUBLIKASI SCOPUS

Dengan adanya layanan kami, kebutuhan publikasi kamu dapat teratasi dengan cepat dan efisien. Baik itu untuk memenuhi syarat kelulusan, sidang yudisium, BKD dosen, atau kenaikan pangkat.

Tentu!

Berikut adalah versi revisi dengan kalimat aktif penuh, gaya bahasa yang lebih meyakinkan dan lugas, serta tetap menjaga struktur yang profesional dan persuasif:


Banyak akademisi sering bertanya, “Bisakah saya mempublikasikan artikel di jurnal Scopus dan dijamin terbit?”

Jawabannya: bisa, selama Anda mengikuti prosedur yang tepat dan menyiapkan naskah sesuai standar. Namun, perlu Anda pahami bahwa proses publikasi di jurnal Scopus tidak selalu cepat dan tidak mudah. Meskipun beberapa jurnal menawarkan biaya rendah atau bahkan gratis, Anda tetap harus menghadapi proses review yang ketat dan selektif. Proses ini bisa memakan waktu lama, tergantung kualitas naskah dan kebijakan masing-masing jurnal.

Scopus menetapkan standar tinggi dalam hal orisinalitas, relevansi, dan kontribusi ilmiah. Mengirim artikel ke jurnal Scopus tidak otomatis menjamin artikel Anda akan diterima. Karena itu, penulis harus benar-benar menyesuaikan isi naskah dengan kriteria jurnal yang dituju.

Namun, bersama kami, Anda tidak perlu khawatir.
Kami hadir untuk menjamin naskah Anda terbit. Tim profesional kami akan mendampingi Anda mulai dari proses penulisan, penyesuaian template, penyusunan kutipan, hingga artikel Anda benar-benar tayang di jurnal Scopus.

Kami, PT Penerbit Mandalika Indonesia, adalah Lembaga Publikasi Jurnal Ilmiah resmi berbadan hukum yang menyediakan layanan asistensi publikasi Scopus dengan garansi 100% terbit.

Sudah ribuan penulis mempercayakan publikasinya kepada kami, dan berhasil melihat naskahnya tayang di jurnal bereputasi.

Bersama Mandalika Institute, Anda tidak perlu lagi menunggu lama atau bingung dengan proses teknis. Fokus pada ide dan kualitas tulisan, biarkan kami yang urus publikasinya sampai terbit dan terindeks Scopus.


Jika Anda ingin versi dengan copywriting lebih agresif atau gaya promosi yang lebih santai, saya bisa sesuaikan.

Keuntungan yang kami tawarkan:

✔️Editing Layout
✔️LOA Cepat
✔️Translate
✔️Review
✔️Mendeley
✔️Cek Turnitin
✔️Proofreading
✔️Revisi
✔️Publish Jurnal
✔️Korespondensi Aktif
✔️Link Terbit dan Pdf
✔️Sertifikat Publish

🔗 Kunjungi Website: institutemandalika.com
Instagram: @institutemandalika

Segera Konsultasikan Kebutuhan Publikasi Jurnal Sinta Langsung Dengan Tim Jurnal Kami Sekarang Juga! Silahkan Klik Whatsapp Di Bawah Ini!

 

KESIMPULAN

Memeriksa apakah sebuah jurnal terindeks di Scopus menjadi langkah penting untuk memastikan kualitas dan relevansi karya ilmiah yang dipublikasikan. Scopus, sebagai platform terpercaya yang menyediakan akses ke jurnal ilmiah terkemuka, menawarkan berbagai fitur seperti analisis kutipan dan H-index yang membantu peneliti menilai dampak karya mereka. Peneliti dapat melakukan proses cek jurnal di Scopus dengan mudah melalui situs resmi dan mengikuti langkah-langkah yang jelas. Namun, beberapa jurnal tidak bertahan lama di Scopus karena menghadapi masalah finansial, minimnya minat pembaca, atau kegagalan dalam menjaga kualitas editorial. Peneliti yang mengandalkan jurnal discontinue perlu mencari alternatif jurnal yang masih aktif dan relevan demi menjaga kualitas referensi ilmiah yang digunakan.

FAQ


Apa itu Jurnal Discontinue di Scopus?

Jurnal discontinue di Scopus merujuk pada jurnal yang sebelumnya aktif dan terindeks di Scopus, namun sudah berhenti menerbitkan artikel baru. Meskipun sistem masih menyimpan arsip artikel lamanya, jurnal tersebut tidak lagi menerima naskah baru dan tidak memperbarui data indeksasi.


Mengapa Scopus Men-discontinue Jurnal?

Beberapa faktor yang mendorong penghentian jurnal meliputi:

  • Penerbit mengalami kendala finansial.
  • Jumlah pembaca dan penulis terus menurun.
  • Penerbit melakukan perubahan strategi atau kebijakan.
  • Dewan editorial gagal menjaga standar kualitas dan proses peer-review yang sesuai dengan kriteria Scopus.

Scopus secara rutin mengevaluasi jurnal, dan akan menghentikan kerja sama dengan jurnal yang tidak memenuhi standar.


Apa Dampaknya bagi Peneliti?

Jika Anda mengutip atau mempublikasikan di jurnal yang telah discontinue, Anda bisa mengalami beberapa konsekuensi:

  • Kredibilitas referensi menurun, karena jurnal tersebut tidak lagi diakui sebagai jurnal aktif.
  • Artikel yang pernah Anda publikasikan mungkin tetap terindeks, tetapi visibilitas dan dampaknya bisa berkurang.
  • Penilai akademik atau institusi mungkin meragukan nilai publikasi dari jurnal discontinue.

Karena itu, Anda perlu memeriksa status jurnal sebelum mengirimkan artikel atau menggunakannya sebagai sumber referensi.

.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.